"Kutukan" Keberlimpahan Tambang Indonesia

Ekonomi  

Bagaimana bukan ironi yang menyesakkan dada. Jelas faktanya Indonesia kaya akan tambang. Jelas pula ada para "crazy-crazy" yang menjadi super kaya karena ekstraksi mineral-mineral ini. Tapi nyatanya, kemiskinan masih menjadi fenomena umum di wilayah-wilayah tambang. Hasil riset JATAM, misalnya, menunjuk pada 2019 sebanyak 80 persen dari seluruh wilayah tambang di Indonesia rentan mengalami kerawanan pangan. Kemiskinan pun terjadi di wilayah-wilayah itu.

Data dari World Inequality Report 2022 menunjukkan bahwa dalam dua dekade terakhir kesenjangan ekonomi di Indonesia tidak mengalami perubahan signifikan. Laporan itu menyebutkan, dalam kurun waktu 2001-2021 sebanyak 50 persen penduduk Indonesia hanya memiliki kurang dari 5 persen kekayaan rumah tangga nasional (total household wealth). Selain itu juga disebutkan bahwa, "Sejak tahun 1999 tingkat kekayaan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan signifikan. Namun, pertumbuhan ini meninggalkan ketimpangan kekayaan yang hampir tidak berubah." Bisa jadi salah kelola tambang berperan besar dalam menciptakan kesenjangan tersebut.

Selain itu, ada persoalan-persoalan lain yang tak kalah serius yang muncul karena kelola tambang yang ugal-ugalan, yakni korupsi, kerusakan lingkungan dan konflik sosial. Berbagai ironi atau anomali ini memang menjadi bukti adanya "kutukan" dari keberlimpahan SDA di Indonesia. Alih-alih jadi anugerah, tambang negeri ini tampaknya lebih banyak jadi "penuai badai" karena salah kelola dan berbagai praktik buruk lainnya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Lantas bagaimana? Apakah Indonesia tetap akan seperti ini? Apa.yang harus dilakukan? Apakah hilirisasi tambang bisa menjadi kunci penyelesaian masalah ini? Bagaimana membenahi tata kelola, yang berdampak efektif pada pemutusan praktik korupsi dan menghasilkan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran seluruh rakyat -- dan bukan segelintir "crazy-crazy" saja? Juga, bagaimana memastikan agar pengelolaan tambang tidak menimbulkan dan meninggalkan konflik sosial serta kerusakan lingkungan pada negeri ini? Berani dan mampukah para pemimpin negeri melakukan berbagai terobosan tersebut? Pendek kata, mampukah kita mengubah keberlimpahan tambang dari kutukan menjadi anugerah?

5 April 2024

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image