Budaya

Imaji Kekuasaan Jawa: Ada Geger Sorak dan Nunggang Macan

Keterangan foto: Eksekusi putra Raja Amangkurat II dengan cara dicekik dan permaisuri serta para dayang-dayangnya di eksekusi dengan cara di lempar ke kandang macan yang tidak diberi makan selama berhari-hari
Keterangan foto: Eksekusi putra Raja Amangkurat II dengan cara dicekik dan permaisuri serta para dayang-dayangnya di eksekusi dengan cara di lempar ke kandang macan yang tidak diberi makan selama berhari-hari

Semua pasti mahfum, di Jawa bagian tengah utara, sesudah masa itu dahulu ada kerajaan Hindu yang kondang dengan Ratu perempuannya yang tegas bernama Ratu Sima.

Acara 'rampogan' di keraton Mataram Jogjakarta.
Acara 'rampogan' di keraton Mataram Jogjakarta.

Jejak eksisnya kekuasaan wangsa ini terlacak berupa berbagai candi yang kini berada di area Dieng atau pegunungan tengah Jawa. Cerita kala itu betapa kekuasaan yang adil dan dijalankan tanpa mememihak ada di era ini. Dan kini, ribuan tahun kemudian orang masih mengenangkan ketegasan sekaligus kenegarawan Ratu Shima ini.

Selain itu jejak kerajaan Mataram Hindu ada pada Prambanan, situs Boko dan lain-lain. Saat itu juga masuk kekuasaan dari Sumatra, yakni Sriwijaya. Dinasti ini pun meninggalkan candi megah yang bernama Borobudur yang juga masih berada di bagian wilayah pegunungan tengah Jawa yang lain, yakni pegunungan Tidar di Magelang. Pegunungan ini dalam hikayat tanah Jawa dianggap sebagai paku pulau Jawa agar tak terombang-ambing di keluasan jagat raya seperti pelampung angsa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kisah putaran perburuan kekuasaan Jawa ini berlanjut ketika kekuasaan Mataram Kuna ini berpindah dari area sekitar Jawa Tengah, menuju timur, yakni ke hulu sungai Brantas dengan berdirinya kerajaan Airlangga yang berada di muara Sungai Berantas di dekat Surabaya.

Perpindahan kekuasaan ini terjadi sekitar tahun 1000 Masehi dengan ditandai hadirnya bencana dahsyat meletusnya gunung Merapi. Kehebatan letusan gunung itu masih terlacak hingga sekarang dengan ditemukannya berbagai situs candi yang tertanam dalam tanah sedalam 3-4 meter di daerah sekitar Sleman Yogyakarta.

Uniknya, sepanjang era yang hampir mencapai satu 'alaf' (1000 tahun) itu tidak tercatat secara jelas apa dan bagaimana kekuasaan dipergilirkan antarwangsa tersebut. Apakah ada pembunuhan dan perang yang besar selama kurun tersebut? Semua tak bisa secara gamblang menjelaskannya.