Imaji Kekuasaan Jawa: Ada Geger Sorak dan Nunggang Macan

Budaya  

Hebatnya lagi, nasihat lain juga perlu direnungkan terutama bagi para keluarga dan orang-orang disekitar lingkar kekuasaan. Hal itu adalah ujaran ‘Ojo kudungan welulang macan’ (jangan berkurudung/berlindung kepada kulit harimau). Yang arti sederhananya adalah janganlah suka berlindung di balik kekuasaan agar terlihat menakutkan, berwibawa, atau 'gahar'.

Celakanya lagi, di masyarakat Jawa kerap menyimpan dendam dan konflik berdarah sampai turun ke generasi tingkat tujuh. Tentu masih ingat kisah kutukan Empu Gandring yang mengeksiskan kekuasaan Ken Arok saat membunuh Adapati Tumapel dan kemudian meratakan jalan menuju singgasana kekuasaan selaku Raja Singasari. Di kisah ini, rakyat jelata cuma diberlakukan sebagai obyek penderita layaknya Kebo Ijo yang jadi korban ambisi kekuasaan sahabat karibnya, yakni Ken Arok itu.

Pun perlu diingat pula adanya ujaran Jawa klasik yang lain yang terkait imbas dendam dan konflik. Ada pepatah begini: dadiyo godong tan sinuwek dadiyo banyu nora cinawuk (bila pun jadi daun tidak akan sudi menyobek, bila jadi air tak akan mau menciduk). Berburu kekuasaan di Jawa ternyata telah mengakibatkan pendarahan kesumat hingga lintas zaman.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Maka ojo gumunan, ojo kagetan, ojo dumeh. Dan juga: Ojo Adigang. adigung, adiguno! (besar kepala). Ya, terutama, pada segala sesuatu yang terkait dengan kekuasaan.

Ingat har-hari ini 'ana geger surak nunnggang macan'! (ada riuh sorak naik macan!)

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image