Mengenang Karya Azyumardi Azra: Dari Kajian Jaringan Hingga Himbauan Jihad Ulama Nusantara

Sejarah  

Uniknya, menurut Azyumardi Azra para ulama yang menyebaran agama Islam saat itu adalah bukan sosok yang 'apolitis'. Mereka bahkan mengobarkan perlawanan terhadap kolonial atau tidak semata mengajarkan soal kesalehan kehidupan pribadi belaka.

Anjuran jihad (perang suci) misalnya datang dari Al-Palimbani (Ulama asal Palembang Abdus Samad Al-Palimabani) dan ulama asal Tanah Melayu di kawasan Patani (kini Thailand Selatan), yakni Abdullah al-Fatani. Keduanya melewatkan masa hidupnya dan wafat di Haramayn.

Azra mengataka melalui sosok keduanya juga menjadi bukti bantahan konkrit atas tuduhan kaum moderenis bahwa ajaran Islam yang mereka bawa dengan model tasawuf itu hanya mendorong kepada kepasifan dan penarikan diri dari permasalahan duniawi. Oleh Azyumardy tuduhan ini ditolak mentah-mentah.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Alasannya? ternyata bagi Azyumardi tuduhan dari kaum modernis itu ngawur, dan ini timbul terutama karena ketidaktahuan dan kekeliruan pengertian mereka atas ajaran tasawuf. Azyumardi dalam tulisan disertasi itu kemudian memaparkan bukti bahwa ada sumber informasi yang memadai tentang adanya kontak dan komunikasi intensif antara ulama di tanah Melayu (Indonesia dan Malaysia) dengan tanah suci (Haramayn). Mereka sama sekali tidak mengajarkan sikap kepasifan dalam hidup serta mengharuskan (menyerukan) setiap Muslim berjuang dengan sungguh-sungguh (jihad).

Lebih dari sekali Al-Palimbani mendorong kawan-kawannya sebanga Melayu-Indonesia untuk melancarkan jidah melawan kolonial Eropa, Voorhoevw dan Drewes bahkan menyatakan jihad merupakan salah satu keahlian Al-Palimbani. Ini tampaknya merupakan pernyataan yang agak berlebihan yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dan penyimpangan dari ajaran-ajaran Al-Palimbani secara keseluruhan.

Snouck Hurgronje menyatakan, karya Al Palimbani 'Fadha'il Al Jihad' merupakan sumber utama bagi karya mengenai jihad dalam perang Aceh yang panjang melawan Belanda. Ia menjadi model dari versi Aceh mengenai imbauan kepada Muslim agar berjuang melawan kaum kafir. Dikenal kemudian ini dalam Hikayat Perang Sabi, karya-karya semacam ini memainkan peran penting dalam semangat juang orang Aceh sepanjang perang yang berlarut-larut antara 1873 hingga awal abad ke-20.

Imbauan Al-Palimbani kepada Muslim Melayu-Indonesia untuk melancarkan jihad tidak terbatas pada penulisan 'Fadha'il Al-Jihad. Dia juga mengetahui menulis surat-surat, tiga di antaranya berhasil di sita Belanda. Surat-surat tersebut berisi desakan kepada para pangeran dan penguasa Jawa untuk melakukan perang suci melawan apa yang disebutnya sebagai kaum kafir.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image