Isteri Habib Rizieq Wafat: Teringat Kembali Pengorbanan Laskarnya Angkat Ribuan Jenazah!

Sejarah  

Saya yang semula takut pada mayat dan terlebih bila berjalan melalui ruas jalan penuh tumpukan mayat itu pada malam hari, berangsur-angsur mulia hilang takutnya. Ini bukan karena jagoan, tapi karena ruas jalan itu satu-satu jalan untuk pulang liputan dari pusat kota di malam hari. Akibatnya, menjadi berani karena terbiasa. Istilah pepatah Melayunya: ala bisa karena biasa.

Beberapa waktu lamanya soal evakuasi jenazah masih belum ada penyelesaian. Ini makin rumit karena banyak mayat yang tertimbun di reruntuhan bangunan yang berair. Alhasil, banyak relawan jeri untuk mengambilnya dengan berbagai alasan dari soal psikologi, tenaga, hingga takut terkena bakteri.

Nah, di saat yang serba tanda tanya itu, muncul relawan dari Jakarta. Mereka datang naik kapal. Rombongannya jumlahnya banyak. Uniknya lagi mereka menyatakan datang untuk membantu bencana Aceh, terutama untuk mengangkat mayat yang masih berada di bawah reruntuhan bangunan. Dan saya mahfum, ini soal serius karena tak mudah dan berisiko tinggi.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Siapa rombongan relawan yang nekad mengangkat mayat itu? Jawabnya, mengejutkan ternyata para anggota Front Pembela Islam (FPI). Saya lebih terkejut karena nama ormas ini kala itu selalu terdengar negatif misalnya kerap dituding tukang bikin onar, 'grebeg sono grebeg sini'.

Di situlah saya melihat dengan setengah tidak percaya. Tapi saya harus menemui mereka karena redaktur saya di Jakarta 'Mas Yoebal Ganesha' (kini menetap di Yogyakarta) menyuruh menemuinya.

"Kamu lihat itu dan tulis apa yang terjadi,'' perintahnya melalui sambungan telepon dari kantor redaksi Republika di Jakarta.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image