Isteri Habib Rizieq Wafat: Teringat Kembali Pengorbanan Laskarnya Angkat Ribuan Jenazah!

Sejarah  

Akhirnya saya pun berangkat mencari rombongan FPI yang tengah mengangkat jenazah di seputaran wilayah Banda Aceh. Ternyata mereka tinggal di dekat pemakaman umum. Mereka tidur memakai tenda. Saya pun lihat sang Komandan FPI, seorang lelaki muda yang sekarang terkenal dengan nama Habib Rizieq Shihab.

Dan memang sebelumnya, sebagai jurnalis saya pernah bertemu di rumahnya untuk keperluan beberapa wawancara. Saya kala itu di terima Habib Rizieq di ruang tengah kediamannya yang ada di tengah kampung Petamburan, Jakarta yang padat.

Nah, pada saat itu bertemu lagi dengannya di dalam suasana bencana Tsunami Aceh dan uniknya di area pemakaman umum, tempat angota FPI kala itu berkumpul.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Asalamualaikum. Apa kabar. Ente ada di Aceh juga,'' tanya Rizieq kala itu yang masih saya ingat. Saya mengangguk mengiyakan dan memberi tahu bahwa di Banda Aceh sudah lumayan lama.

''Iya Bib liputan bencana,'' sahut saya. Dan tanpa memberi waktu bertanya malah saya balik bertanya.''Bib saya mau sholat Dhuhur nih. Eh apa boleh saya shalat dengan pakaian begini. Pakai celana yang hanya di sedikit di bawah lutut. Celana lain kotor kena najis semua,'' tanyaku.

Habib Riziek memandang ke arah saya sejenak. Saya memang pakai jaket parasut dan rangsel dengan celana gunung yang panjangnya sedikit di bawah lutut. Penampilan saya memang seperti seorang 'alien' (makhluk luar angkasa).

Kebetulan di belakangnya memang ada bangunan mushola dan waktunya sudah tengah hari. Dia hanya senyum saja melihat pemandangan saya yang mungkin tampak 'ganjil' itu karena secara terus terang tetap ingin sholat meski dalam keadaan serba darurat. Dan saya ingat beli celana dan jaket itu di kios pakaian olah raga yang berada di pinggir kota Banda Aceh yang tak terkena tsunami.

''Boleh. Silahkan shalat saja. Tak apa-apa kok? Ini kan darurat. Kamu niat shalat saja sudah bagus,'' jawabanya. Saya mengangguk. Dia kemudian berjanji akan berbincang setelah shalat.

Laskar FPI saat itu lalu lalang di dekat kami. Beberapa peralatan evakuasai mayat dan kendaraan untuk mengangkutnya terlihat bersliweran. Berapa alat angkut diantaranya truk terlihat parkir di depan kompleks makam. Melalui alat inilah satu persatu anggota FPI mengangkut jenazah dari reruntuhan dan puin yang terkena air pasang dipinggir pantai.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image