Perempuan Pekerja Transportasi Tuntut Perlindungan dari Pelecehan dan Kekerasan Seksual

Politik  

Kekerasan dan pelecehan berbasis gender terhadap PRT

Cerita kasus ini umumnya lazim terjadi di Asia di mana banyak perempuan tidak memiliki posisi tawar dan hak pilihan di tempat kerja dan di masyarakat. Semua itu membuat mereka lebih rentan terhadap kekerasan dan pelecehan. Hal ini terutama terjadi ketika bekerja di pekerjaan yang paling informal dan berbahaya di mana perempuan menjadi mayoritas.

Ketidaksetaraan kuasa berdasarkan gender juga membentuk perilaku dan norma yang dianggap sesuai bagi laki-laki dan perempuan. Laki-laki didorong untuk menjadi aktif, kuat, berkuasa, mengendalikan, dan agresif. Perempuan diajari untuk menjadi lemah, pasif, patuh, mengasuh, dan sensitif.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sementara itu, nilai seorang perempuan seringkali dilihat dari kecantikan dan tubuhnya. Perempuan datang untuk dilihat dan diperlakukan sebagai kepemilikan atau objek, bukan sebagai manusia dengan hak untuk diperlakukan sama dan dengan hormat.

Tak berbeda dennen di Asia, pada tahun 2019, Pemerintah Uganda mengusulkan rencana untuk mempromosikan industri pariwisata negara tersebut dengan kontes kecantikan “Miss Curvy (Putri Lekuk)”, dan menyarankan untuk menam-bahkan kata-kata “perempuan dengan lekukan dan seksi” pada informasi yang tertulis dalam daftar objek atraksi di Uganda.

Norma gender ini berbahaya bagi laki-laki dan perempuan: mereka memperkuat ketidaksetaraan gender dan menciptakan budaya toksik maskulinitas. Norma gender menetapkan hak laki-laki untuk melecehkan perempuan dan menyebabkan laki-laki merasa berhak untuk mendominasi tubuh perempuan. Laki-laki yang tidak mengikuti stereotip ini sering menghadapi diskriminasi.

Maka, KPBG itu sebenarnya adalah masalah kuasa dan kendali dan digunakan sebagai cara untuk mempertahankan perempuan dalam posisi yang tidak setara. Hal ini terutama terjadi ketika mereka mencoba untuk menuntut klaim atas kuasa.

Semua bukti telah menunjukkan bahwa ketika perempuan memasuki pekerjaan non-tradisional "perempuan" atau posisi senior, mereka sering menghadapi kekerasan dan pelecehan.

Namun, ketika perempuan melaporkan kekerasan dan pelecehan, mereka sering kali dibungkam. Mereka mungkin diabaikan atau tidak dipercaya; tingkat keparahan dari serangan dapat diminimalkan; atau mereka mungkin diminta untuk menganggapnya sebagai "lelucon" atau "pujian". Ini membuat mereka takut untuk melaporkannya.

Perempuan, terutama mereka yang berada dalam situasi kerja yang paling rentan, mungkin takut akan pembalasan, kehilangan pekerjaan, atau bahwa kekerasan dan pelecehan akan menjadi semakin buruk.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image