Empu Astrajingga dan Dangau Mungil di Perbukitan Brujul, Saksi Bisu Jihad Diponegoro

Sejarah  

Melihat kondisi wilayah yang berbukit, pasti kala itu wilayah itu masih hutan lebat. Tak ayal lagi batin pun jelas tercekat dan bertanya-tanya: untuk apa pangeran ini bersusah payah naik turun lembah purba Lukulo dan perbukitan Serayu Selatan yang jelas tak mudah itu?

Apa yang dicari ke luar masuk belukar, lembah, rawa, hutan, hingga perbukitan? Kalau sekedar mapan, Diponegoro sudah kaya raya. Saat itu dia pangeran paling kaya di Kesultanan Yogyakarta. Tak hanya tanah dan persawahan yang luas dia punyai, dia punya ‘pekatik’ (tukang pelihara kuda) hingga 700 orang, untuk mengurus kuda 70 ekor (Coba bandingkan dengan Prabowo yang menuai heboh padahal hanya karena pelihara kuda beberapa ekor saja).

Bahkan saking kayanya, Sultan Jogja kala itu juga iri terhadap kekayaannya.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image