Empu Astrajingga dan Dangau Mungil di Perbukitan Brujul, Saksi Bisu Jihad Diponegoro

Sejarah  

Situs Watu Jaran (batu kuda). Situs ini dahulu merupakan tempat menambatkan 'Kyai Gentayu' (kuda Pangeran Diponegoro) saat berobat di rumah empu Astrajingga, di tengah area perbukitan Brujul, Peniron, Kebumen.
Situs Watu Jaran (batu kuda). Situs ini dahulu merupakan tempat menambatkan 'Kyai Gentayu' (kuda Pangeran Diponegoro) saat berobat di rumah empu Astrajingga, di tengah area perbukitan Brujul, Peniron, Kebumen.

Dan ketika memandangi rumah kecil (dangau persinggahan) itu hati siap pun trenyuh. Betapa berat perjuangan Pangeran Diponegoro kala itu. Di buru tentara Belanda ke semua tempat dengan mengidap malaria.

Menyadari itu, maka para penduduk setempat sampai kini masih mampu atau melestarikan kenangan sang pangeran kala dia tinggal ditemat itu bersama kudanya Pangeran yang disebut dengan panggilan Kyai Gentayu. Di dekat dangau empu Astrajingga itu memang ada tiga buah batu hitam yang cukup. Batu yang tengah adalah bekas penambatan kuda tersebut. Bagi para warga setempat situs itu disebut ‘Watu Jaran’ (Batu Kuda).

“Tak hanya di sini, petilasan (jejak) pangeran Diponegoro pun dijadikan tempat ziarah. Di puncak bukit Brujul ada situs yang dahulu di pakai Diponegoro untuk shalat dan mengatur pasukan. Sekarang banyak orang yang datang ke sana untuk berziarah dan pengajian. Bahkan ada seorang ‘Gus’ dari Pesantren Buntet, Cirebon, beberapa waktu terakhir ini beberapa kali bersama saya pergi ke sana. Dia yang bercerita soal kisah petilasan Diponegoro itu,’’ kata Taufik, warga desa Peniron.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Apa yang dikatakan Taufik jelas tak mengada-ada. Untuk mencapai tempat itu jelas butuh sat perjuangan dan tekad yang kuat. Baik dangau milik Empu Astrajingga atau Puncak Brujul lokasinya tak mudah dijangkau karena harus berjalan mendaki bukit dan terselip di tempat terpencil. Sekarang saja, meski sudah ada jalan setapak, untuk mencapai tempat itu masih cukup sulit dan tersembunyi dari keramaian.

Sekarang pun selain merupakan lokasi perbukitan,di sekitar sana ada hutan pinus, persawahan, area rumpun bambu, hingga lokasi tanaman tembakau.

Pilihan Pangeran Diponegoro untuk melintas di Brujul/Peniron atau daerah sekitarnya adalah pilihan tepat sebagai cara untuk menghindar dari kejaran dan jangkauan mata-mata tentara Belanda yang terdiri dari tak hanya orang kulit putih Eropa, namun juga bangsa sendiri baik orang Jawa, Ternate, atau Ambon.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image