Jejak Kiai Sadrach, Penginjil Pertama di Kalangan Pribumi Jawa (bagian 1)

Agama  

Bukan hanya itu saja, sosok Kiai Sadrach bisa dikataan membuat perubahan besar dalan lanskap politik kekuasaan serta hubungan sosial keagamaan di Jawa. Sebelum kehadiran Sadrah yang hanya beberapa dekade dari berkahirnya perang Jawa, kerajaan di Jawa , yakni Kesultaan Maram Islam, benar-benar mandiri. Para Sultannya pun secara terbuka menyatakan diri sebagai kerajaan Islam.

Bahkan secara nyata para Sultan di Jawa (misalnya Kerajaan Mataram di Jogja dan Surakarta) menyebut dirinya sebagai pelindung umat dan penjaga ajaran Islam.

Dan pada saat itu pihak kolonial yang tahu posisi dirinya masih lemah, tidak mau menfasilitasi penyebaran agama Kristen karena menganggap: hanya akan meletupkan perang dan kebencian saja kepada orang Belanda saja.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Maka jangan heran sebelum kurun 1830, atau sebelum Pangeran Diponegoro mengalami kekalahan, tak ada gereja berdiri di tanah atau wilayah kerajaan di Mataram itu. Di Kasultanan Yogkakarta misalnya wilayah kerajaan malah ditandai dengan berdirinya ‘Masjid Pathok Nagari’, yang artinya masjid menjadi batas wilayah dan kekuatan spiritual kerajaan itu sebagai sebuah Kasultanan (Kerajaan Islam).

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image