Jejak Kiai Sadrach, Penginjil Pertama di Kalangan Pribumi Jawa (bagian 1)

Agama  

Tapi seiring kekalahan Diponegoro, dan mulai berjalannnya proyek ‘pemiskinan serta penghisapan’ massal rakyat Jawa melalui Tanam Paksa, terjadi perubahan sikap pemerintah Belanda selaku pemenang perang, terhadap penyebaran agama Kristen. Bila sebelumya pemerintah kolonial Belanda tidak ikut campur atau tidak mendorong penyebaran agama Kristen ini, mulai saat itu pemerintah kolonial Belanda mempersilahkan atau bahkan mendukungnya penyebaran agama ini.

Perubahan kebijakan ini tampaknya terjadi ketika Pemerintah Kolonial mulai merasa dirinya ‘mampu menguasi keadaan’ karena perlawanan kaum santri atau Muslim di Jawa sudah berhasil dipatahkan. Maka tidak mengheranakan, secara perlahan daerah kerajaan (vorstenlanden) di Jawa yang tadinya hanya boleh didirikan masjid, mulai saat itu satu persatua mulai munculah bangunan gereja.

Uniknya, meski pendirian gereja mulai merebak, namun saat itu penyebaran agama Kristen belum banyak bisa menarik orang Jawa. Apalagi akibat tanam paksa tercatat sangat memkan korban hingga menwaskan lebih ¼ penduduk yang tinggal di Jawa. Alhasil, apa pun yang dilakukan 'orang asing' selalu mendapat penolakan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sebagai akibatnya, karena merasa tersia-sia dn terpinggirkan, orang Jawa pun tak tertarik dengan ide kepercayaan orang kulit putih Eropa yang nota bene sebangsa dengan penjajahnya. Imbasnya dapat mudah ditebak, misi yang dilakukan oleh para penyebar ajaran Kristen yang dilakukan oleh orang Eropa tersebut, bisa dikatakan gagal total. Pribumi Jawa yang masuk Kristen hanya beberapa orang saja!

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image