Perlawanan Rakyat Jawa Pasca Perang Diponegoro yang Bagai Hujan Gerimis
SejarahJadi sebenarnya, meski Jawa usai tahun 1830 sudah ada di tangan pemerintah kolonial sepenuhnya, ternyata perlawanan rakyat terus bermunculan. Para pemimpinnya adalah tokoh spiritual yakni ulama yang ada di pesantren dan para haji yang sempat pergi Makkah.
Merekalah yang kala itu yang punya dan membangun jaringan. Situasi inilah yang pada awal 1900-an kemudian metamorfosa dirinya dalam menjadi sebuah organisasi moderen seperti Sarekat Dagang Islam yang kemudian menjelma menjadi Sarekat Islam yang dipimpin ‘raja Jawa tanpa mahkota’: HOS Tjokro Aminoto.
Sikap perlawanan itu terbukti setiap kali Sarikat Islam mengadakan pertemuan atau konggres. Kala itu poster bergambar Pangeran Diponegoro terpasang di mana-mana.
Jawa memang sudah ditaklukan. Manusianya memang liat bertahan: ibaratnya bila orang Jawa ditaruk di bebatuan, mereka akan tetap tumbuh meski hanya sekedar kerakap atau lumut...!