Oh Venesia, dari Air Kanalnya yang berbau, Seruan Ya Habibie, Hingga Nyogok Dapatkan Parkir!

Budaya  

Kios Souvenir di Venezia.
Kios Souvenir di Venezia.

Untuk sampai lokasi pelabuhan Venesia juga perlu perjuangan tersendiri, selain tentu saja soal kesiapan dana. Yang paling awal adalah susahnya cari lahan parkir yang hendak ke lokasi itu bila anda memakai mobil.

Kalau hari-hari padat maka harus berputar-putar dahulu menunggu sedikit kelegaan adanya parkir. Karena sudah semakin ‘boring’ serta pusing menunggu, entah mengapa kala itu saya kepikiran mencoba-coba menyogok petugas keamanan parkir, dan hasilnya manjur sekaligus mengejutkan: ternyata tempat parkir gampang dapat ditemukan.

Ketika berhasil melakukan tindakan buruk itu, saya ngakak sendiri. Batin saya: ternyata Italia dan Indonesia tak jauh beda dalam soal suap-menyuap ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Apalagi Venicia adalah Italia bagian selatan yang tak semakmur bagian utaranya. Pada kejadian ini saya pun lalu merenungkan wajar dari Italia muncul sosok mafia kelas wahid, seperti sosok Don Corleon itu.

Untuk mencapai lokasi pelabuhan tua Venesia yang terkenal itu juga tak bisa langsung. Melainkan, harus menyebarangi tepian pantai dengan menggunakan kapal kecil.

Saya tak ingat lagi berapa biayanya. Tapi yang pasti harus menunggu menyeberang dengan cara bergiliran.

Di sini yang masih saya ingat adalah biaya buang air yang harus membeli koin hingga 3 dolar AS. Bayangkan, sekali kencing di Venicia adalah Rp 50 ribu, di Jakarta hanya Rp 2000. Di kampung saya gratis!

Tapi agak berbeda dengan Indonesia, ketika menggunakan toilet di sana jauh lebih nyaman. Ada tisu dan air yang cukup. Bahkan bisa sekalian.

Yang paling membuat heran, ternyata di lokasi pelabuhan penyeberang ketika hendak ke pelabuhan Venesia itu, ada kios-kios pernak-pernik hingga souvenir. Kalau mau cari padananya itu hampir sama dengan kios-kios pedagang di Makkah dan Madinah. Jenis barangnya hampir sama, yakni sama-sama buatan China.

Bedanya hanya tulisannya, kalau di Makkah dan Madinah pakai bahasa Arab, di pelabuhan itu tidak. Hanya satu yang unik lagi, yaitu saya temukan boneka unta yang bisa menjerit yang sama dengan di Makkah dan Madinah.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image