Beras Pada Kelaparan Jawa: Rusuh Sosial Berasal dari Perut Kosong!

Ekonomi  

Rakyat Surabaya antri mendapatkan bahan pangan di tahun 1929.
Rakyat Surabaya antri mendapatkan bahan pangan di tahun 1929.

Keenakan rasa padi jenis lama itu pasti masih bisa diceritakan pada generasi yang mengenyam tanaman padi dengan batang tinggi, yakni sebelum tahun pertengahan akhir 1970-an. Atau, sebelum datangnya varian baru padi hasil penelitian laboratorium padi PBB di Filipina (IRI) yang kala pertamanya memperkenalnkan varian padi unggul tahan wereng (VUTW).

Arti penting beras bagi orang Jawa itu tak tergantikan. Bahkan dalam sejarahnya bila terjadi kelangkaan maka akan timbul masalah politik kenegaraan. Ini misalnya terjadi pada waktu perpindahan besar-besaran pada masa Mataram kuni, yang kala itu ibu kotanya berada di sekitar gunung Merapi di Jogjakarta.

Migrasi dari pusat Jawa Tengah ke ujung Jawa Timur yakni di daerah delta Sungai Brantas sekitar tahun 1000 M terjadi karena letusan dahsyat Merapi yang menutupi semua lahan pertanian. Jejak ini ada pada candi Kimpulan yang berada di komplek UII Yogyakarta yang ditemukan berada 4 meter di dalam tanah vulkanis. Lokasi candi ini lebih tepatnya berada di dusun degolan, sekitar 24 kilometer dari arah utara pusat Jogjakarta.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

*****

Penduduk Jawa kurus-kering dan kelaparan pada zaman kolonial Jepang.
Penduduk Jawa kurus-kering dan kelaparan pada zaman kolonial Jepang.

Arti penting beras bagi eksisnya kekuasaan di Jawa juga terjejak pada masa akhir Majapahit yakni sekiat paruh akhir dekade tahun 1400 M. Kala itu terjadi perang Paregreg. Akibat perang terjadi kelangkaan beras akibat lahan sawah tak ditanami. Para petani takut menanam padi karena sering terjadi bentrokan dan kerusuhan.

Pada saat itulah seseorang sufi pendakwah yang berasal dari Asie Tengah (Ubzeksitan) datang ke Majapahit. Dia Bernama Maulana Malik Ibrahim. Dia datang pertama kali melalui pelabuah Gresik. Daerah yang ditujunya yakni Desa Sembalo, desa yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar. Lokasinya sekitar 9 kilometer arah utara Kota Gresik.

Maulana Malik Ibrahim adalah lulusan Mesir. Selama belajar di sana dia juga mempelajari berbagai soal pertanian. Maka selain kedalaman ilmu agama, Malik Ibrahim juga menguasai ilmu-ilmu yang terkait dengan pertanian.

Nah, ketika Malik Ibrahim datang Majapahit dalam kondisi kekurangan bahan makanan akibat perang Paregreg itu. Maka dia berinisiatif membuat persawahanan. Dan uji cobana berhasil baik karena dia tahu mengenai seluk pertanian yang didapat ketika belajar di Mesir yang punya tradisi pertanian yang kuat semenjak dahulu kala.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image