Hentikan Israel, Indonesia Bisa Ikuti Langkah Yaman

Politik  

Indonesia?

Apakah Indonesia serius membela Palestina atau sekedar basa basi? Bila serius, bisakah republik ini mengikuti jejak langkah Aljazair dan Yaman dalam menekan Israel menghentikan perang?

Rekam jejak politik luar negeri Indonesia agak meragukan memang. Mengingat hubungan Indonesia-Israel secara diam-diam terhitung sangat mesra. Baik dalam isu perdagangan maupun isu keamanan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut data Kementerian Perdagangan, pada 2022 total nilai ekspor Indonesia ke Israel mencapai 185,6 juta dollar AS, naik sekitar 14 persen dibanding tahun sebelumnya. Total nilai impor dari Israel juga naik sekitar 80 persen, berkisar 47,8 juta dollar AS. Berbagai media melaporkan, bahkan Indonesia mengimpor senjata dari Israel senilai 1,32 juta dollar AS pada 2020, atau setara Rp 18,48 miliar.

Indonesia lebih dekat dengan gaya politik Turki dan Arab Saudi merespon pembantaian Palestina, dibandingkan Aljazair dan Yaman. Padahal, Indonesia memiliki kemampuan lebih besar dari Yaman, jika mau digunakan, untuk menekan Israel dan AS menghentikan perang atas Palestina.

Indonesia memiliki empat titik jalur perdagangan laut strategis yang dilalui 40% kapal-kapal perdagangan dunia, yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makassar. Jika republik ini berani seperti Yaman, gunakan keamanan rute dagang Selat Malaka sebagai daya tawar penghentian perang di Palestina.

Sebagai jalur dagang laut dunia, Selat Malaka sama pentingnya dengan Terusan Suez atau Terusan Panama. Selat Malaka membentuk jalur pelayaran terusan antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. 120.000 kapal melintasi Selat Malaka setiap tahunnya, mengangkut antara seperlima hingga seperempat perdagangan laut dunia.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image