Islam Jawa: Mangku Negara I, Penerjemahan Alquran, Dzikir dan Kenduri, Hingga Geriap Jumungahan

Sejarah  

Gambaran jumungahan yang sederhana

Sontenipun malam jumungah ing dalu (waktu sore hingga malam sebelum hari Jumat)

Melek malih ingkang bala kang sepuh pangran pati (begadanglah pasukan Pangeran Dipati tua)

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Angger mugeng plataran jemparing dalu sami den tohi (yang mengelilingi halaman istana sembari bertaruh dalam lomba memanah)

samya dzikir wadya kaum (sementara prajurit kaum berdzikir bersama)

sindenan dan gamelan (ada nyanyian dan gamelan)

gongsa kendhang papanganan (bunyi gong dan kendang serta ada jamuan)

tengah dalu (tengah malam)

wonten ingkang tatayungan (yang lain menari tayungan)

enjinge shalat malih (pada pagi harnyai, mereka shalat lagi)

wus ping kalih atus shalat ( itu adalah yang ke dua ratus shalat)

punjul ping salawe prah ngabekti (lebih dari dua puluh lima kali ibadah dilaksanakan)

kaliwon jumungahan (pada Jumat kliwon)

besar tanggal sewelas (hari kesebelas bulan Besar)

salawe prah tumpeng ing sedekahipun (Ada dua pulh lima tumpeng sebagai sedekah)

ulam sapi lir kureban (dan daging sapi sebagai kurban)

salamet pangeran Pati (untuk kesejahteraan Pangeran Dipati)

Baca juga: Islam di Kerajaan Mataram Jawa: Dari Azan Hingga Sultan yang Berkhotbah Jumat

Baca juga: Kraton Pusat Islamisasi Jawa? Apakah Sebenarnya Ada Mataram Islam?

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image