Humor Dakwah 'Sersan' Krisna Purwana: Nabi Itu Humoris?

Budaya  

Selain urusan mandek setahun di SMA, nyatanya karier Bang Krisna untuk dunia joke justru lancar jaya. Baru kuliah tingkat 1 di Sekolah Tinggi Publisistik (kampusnya masih numpang di Kolese Kanisius Menteng, belum pindah ke Lenteng Agung dan jadi IISIP), dia nekad ikut Lomba Lawak Mahasiswa Tingkat Nasional di Taman Ismail Marzuki yang digelar Lembaga Humor Indonesia. Hasilnya yahud. Bang Krisna menjadi juara dua, hanya kalah dari Pepeng—mahasiswa Antropologi FISIP UI. Juara ketiga ditempati Rachmana dan juara keempat oleh Taufik.

Usai lomba, keempatnya bergabung membentuk GM Selo (Gerak Musik Seloroh). Strategi keren dibandingkan saling bersaing untuk memperebutkan ceruk pasar yang waktu itu dikuasai Warkop DKI.

Kenapa ada nama “Musik” pada GM Selo? Apakah keempatnya juga bernyanyi? Tidak. Yang menyanyi Virgiawan Listanto, pemenang lomba musik humor tingkat nasional yang diselenggarakan hampir berbarengan dengan lomba humor mahasiswa. Kalau nama Virgiawan Listanto terdengar asing di telinga Anda, tak mengapa. Sebab dia kemudian mendapat nama julukan baru yang awet sampai sekarang: Iwan Fals.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

GM Selo membuat album kaset Canda dalam Ronda yang laris manis di tahun 1979/1980. Iwan menyanyi empat lagu di album itu termasuk “Ambulan Zigzag” yang kondang.

Popularitas Bang Krisna juga ikut terkerek “to the moon”—pinjam istilah dunia kripto sekarang. Dia diajak main film Rojali dan Juleha oleh sutradara Nya’ Abbas Akup, dan sejumlah film komedi lain bersama Warkop DKI. Bang Krisna juga jadi model iklan Toyota Kijang dan permen Vicks. Lalu, bersama Pepeng dan Rachmana, mereka dilamar radio Bahana untuk mengisi program “Bahana Jokes” setiap Rabu malam.

Jumlah pendengar Bahana naik terus sampai bikin pusing Sys NS di radio Prambors yang punya acara serupa tapi kalah pamor jika harus head on tiap Rabu malam. Ambyar. Kawula muda Jakarta dan sekitarnya hanya mau dengar “Bahana Jokes”.

Manajemen Prambors pusing memikirkan cara mengatasi ini. Tapi Sys NS tidak. Ide gendeng-nya muncul. “Ketimbang Prambors bikin acara baru untuk saingi mereka, mending mereka kita bajak ke Prambors?” katanya. Manajemen setuju. Falsafah “ If you can’t beat them join them” yang dipakai Sys NS berhasil baik. Lahirlah Sersan Prambors di tahun 1985 menjadi kelompok baru paling lucu bagi pendengar kelas menengah perkotaan yang juga sedang tumbuh pesat. (Ssst, saat itu belum ada istilah “kelas menengah ngehe”). Nama Rachmana diganti Sys NS menjadi Nana Krip. Itu jenis panggilan separuh-sayang-separuh –ngeledek karena Krip berasal dari 'keriput' yang menguasai wajah sang pemilik nama.

“Meski kami sukses besar, tapi saat itu dunia lawak masih dipandang sebelah mata sebagai profesi masa depan oleh anak muda. Tidak seperti komika sekarang,” kenang Bang Krisna. “Akibatnya empat teman saya yang lain nggak ada yang mau jadi karyawan tetap Prambors. Mereka memilih honorer. Hanya saya yang jadi karyawan tetap, sehingga diantar jemput oleh mobil kantor tiap mau siaran,” lanjutnya.

Sersan Prambors bukan hanya menoreh prestasi fenomenal untuk program siaran radio, melainkan juga penjualan album kaset dan film layar lebar. “Alur jokes kami selalu dimulai oleh Pepeng atau Sys NS sebagai ice breaker. Mereka jago story telling. Ini tahap paling berat karena baru di awal interaksi dengan penonton. Setelah suasana cair, baru saya, Nana dan Muklis masuk melanjutkan humor,” ungkap Bang Krisna. “Kalau untuk urusan materi joke, sebagian besar saya yang buat. Teman-teman yang lain melengkapi.”

Tahun 1994, Bang Krisna membuka babak baru dalam kariernya. Berduet dengan Ida Arimurti sebagai penyiar acara pagi di Radio Female FM dalam program “Ida Krisna Show”. Setiap hari. Mereka membuat pendengar Jabodetabek yang bisa menangkap siaran selalu mengikuti karena kreativitas penyampaian informasi yang tak ada habisnya. Lucu pula. Pengurang stres pendengar yang terjebak macet di jalan.

Suara renyah dan hangat Ida bergabung dengan suara nasal Krisna yang terus membombardir pendengar dengan joke orisinal. (Salah satu joke ciptaannya yang bertahan sampai sekarang adalah “Apa beda Suparman dan Superman?” Ini sudah jadi classic joke. Bagi yang lupa jawabannya: Suparman pakai celana d*l*m di dalam, Superman pakai celana d*l*m di luar).

Duet “Ida Krisna Show” berlanjut ketika mereka pindah ke Delta FM. Tampaknya ini fase transisi keduanya yang semakin memperdalam agama karena Delta adalah radio yang cukup banyak menyiarkan konten dakwah Islam selain program umum. Kolaborasi mereka berjalan sampai dua dekade, salah satu program terlama dalam sejarah radio Indonesia.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image