LBGT di Masa HIndia Belanda: Roti Hijau dan Kisah Penangkapan Kaum Gay

Sejarah  

Setelah interogasi lanjutan, tersangka menyebut lebih banyak nama. Bola salju bergulir, membesar, dan terus membesar. Sejumlah pria, yang namanya disebut tersangka, ditangkap dan disekap sepanjang malam Natal 1938 di Polsek Pasar Baroe. Di Bandung, seorang kepala sekolah bunuh diri setelah namanya disebut tersangka dan ditulis Java Bode.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) De La Parra melakukan perjalanan ke sekujur Jawa sesuai petunjuk yang disampaikan tersangka. Pada 27 Desember 1938 pihak Kejaksaan di Batavia mengirim telegram ke seluruh jaksa di Pulau Jawa agar dilakukan penangkapan terduga kaum gay.

Pada 30 Desember 1938, atau tiga hari setelah surat itu keluar, terjadi penangkapan besar-besaran di Surabaya, Semarang, Malang, Salatiga, Bandung, Bali, dan beberapa kota di Sumatera.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sebagai penguat tuduhan, kepolisian Hindia-Belanda juga menangkap pelacur laki-laki yang melayani kaum gay untuk memberi kesaksian. Kucing-kucing ini, julukan untuk pelacur laki-laki yang melayani kaum gay, berjumlah seratus.

Merka tidak langsung dikurung, tapi dilepas dan harus siap dipanggil untuk memberi kesaksian jika ada penangkapan baru. Yang terjadi berikutnya adalah rumah tahanan kepolisian dan kejaksaan menjadi penuh sesak.

Tidak ada informasi pasti tentang kaum gay yang ditangkap. Sumber di kepolisian dan kejaksaan mengatakan 223 orang, terdiri dari orang Belanda, Indo-Eropa, Cina, dan pribumi. Profesi mereka beragam ambtenaar berpangkat tinggi sampai pekerja berketrampilan rendah.

Penangkapan terbanyak terjadi di Batavia, yaitu 60. Lainnya; Jawa Barat 38, Jawa Tengah 35, Jawa Timur 38, Kalimantan 2, dan Bali 8.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image