LBGT di Masa HIndia Belanda: Roti Hijau dan Kisah Penangkapan Kaum Gay

Sejarah  

Bunuh Diri atau Lari

Hanya ada dua pilihan bagi kaum gay Belanda dan Eropa yang tertangkap dan tak ingin diadili; bunuh diri atau melarikan diri.

Beberapa memilih yang pertama. Lainnya melarikan diri. Yang melarikan diri adalah mereka yang bekerja sebagai pegawai di kantor pemerintah kolonial. Mereka minta cuti dan tak kembali.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Hanya 20 orang yang diadili tapi dibebaskan dengan alasan kurang bukti. Puluhan lainnya dijatuhi hukuman penjara dua bulan sampai dua tahun. Para kucing, atau penjaja seks untuk kaum gay, sementara menghilang dari jalanan karena berada di bawah pengawasan pro-Juventute.

Setelah pengungkapan kasus ini, muncul pertanyaan mengapa semua itu bisa terjadi?

Kaum gay telah ada di pemerintahan Belanda, terutama di kalangan pejabat tinggi kolonial, sejak lama. Ketika skandal mereka terendus, pemerintah kolonial menutup mata. Artinya, kaum homo bisa tinggal aman di Hindia-Belanda sepanjang mampu tidak mengumbar hasratnya di jalan-jalan.

Setuasi berubah ketika memasuki tahun 1930. Kaum gay Belanda diam-diam membanjiri Hindia-Belanda, tinggal di kota-kota di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali. Mereka mengisi posisi-posisi penting di pemerintahan Hindia-Belanda

Akibatnya, isu homoseksual menjadi kudapan sehari-hari masyarakat Belanda. Bahkan, Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborch Stachhouwer mencurigai menantu lelakinya seorang berkecenderungan biseksual.

Ia mempercayai desas-desus itu melontarkan kalimat kasar khas Groningen saat marah; "Orang itu pasti deruut." Tidak ada terjemahan pasti atas kata 'deruut' di Google Translate.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image