Pengungsi Gaza: Israel Membuat Hidup Kami Mengais di Tengah Sampah Seperti Anjing!

Agama  

Anggota keluarga Abu Jarad sarapan pagi di sebuah kamp di kawasan Muwasi, Gaza selatan, Senin, 1 Januari 2024. (AP Photo/Fatima Shbair)
Anggota keluarga Abu Jarad sarapan pagi di sebuah kamp di kawasan Muwasi, Gaza selatan, Senin, 1 Januari 2024. (AP Photo/Fatima Shbair)

Warga Palestina lainnya yang jugaa mencari perlindungan di Gaza selatan mengatakan bahwa setiap hari adalah perjuangan untuk mendapatkan makanan, air, obat-obatan, dan kamar mandi yang berfungsi. Sementara itu, mereka hidup dalam ketakutan akan serangan udara Israel dan meningkatnya ancaman penyakit.

Pengeboman dan invasi darat Israel ke Gaza, yang kini memasuki minggu ke-13, telah mendorong hampir seluruh warga Palestina menuju kota selatan Rafah di sepanjang perbatasan Mesir. Daerah tersebut memiliki populasi sebelum perang sekitar 280.000 jiwa, angka yang meningkat menjadi lebih dari 1 juta dalam beberapa hari terakhir, menurut badan PBB untuk pengungsi Palestina.

Blok apartemen Rafah pun saat ini sudaha dipenuhi orang, seringkali keluarga besar yang membuka pintu bagi kerabat mereka yang mengungsi. Di sebelah barat kota, ribuan tenda nilon bermunculan. Ribuan orang lainnya tidur di alam terbuka, meskipun cuaca musim dingin sejuk dan sering hujan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sebagian besar wilayah utara Gaza sekarang berada di bawah kendali tentara Israel, yang pada awal perang mendesak warga Palestina untuk mengungsi ke selatan. Ketika perang berlangsung, lebih banyak perintah evakuasi dikeluarkan di wilayah selatan, memaksa warga sipil Palestina untuk berkumpul di tempat yang lebih kecil, termasuk Rafah dan sebidang tanah di dekatnya yang disebut Muwasi.

Bahkan tempat-tempat yang dianggap aman ini sering terkena serangan udara dan penembakan.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image