Pengungsi Gaza: Israel Membuat Hidup Kami Mengais di Tengah Sampah Seperti Anjing!

Agama  

Suasana kamp pengungsi Gaza yang becek saat hujan turun.
Suasana kamp pengungsi Gaza yang becek saat hujan turun.

Warga Gazaa, termasuk keluarga Abu Jarad, semuanya melarikan diri ke Muwasi pada tanggal 23 Desember, Mereka percaya bahwa tempaat itu adalah pilihan yang paling aman. Pada malam pertama, mereka tidur di tempat terbuka. Kemudian mereka membeli nilon dan kayu di pasar Rafah untuk membangun tenda.

Nouman, seorang akuntan, tidur di lantai berlapis nilon bersama istri, saudara perempuannya, enam putri dan satu cucunya. Mereka tidur miring untuk menghemat ruang.

Dia mengatakan tenda itu berharga 1.000 shekel, sekitar $276. “Ini benar-benar gila,” katanya. Dalam kondisi perekonomian perang yang didorong oleh permintaan di Rafah, harga tenda keluarga yang lebih besar kini berkisar antara $800 hingga $1,400.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Kesulitan keluarga ini dimulai pada pukul 5 pagi. Nouman mengatakan pekerjaan pertamanya adalah menyalakan api kecil untuk memasak sarapan, sementara istri dan putrinya menguleni adonan untuk membuat roti pipih dan kemudian mencuci peralatan dan wajan masak logam mereka.

Setelah makan, perhatian mereka beralih ke mengambil air dan makanan, tugas yang menyita sebagian besar waktu siang hari.

Nouman mengatakan dia dan beberapa adiknya mengumpulkan kendi berisi air dari salah satu pipa umum di dekatnya, air yang hanya digunakan untuk mencuci dan tidak layak untuk diminum. Selanjutnya, mereka menuju ke salah satu dari lusinan tanker air minum yang tersebar di seluruh kota, di mana mereka mengantri berjam-jam.

Satu galon air minum berharga satu syikal, atau 28 sen. Beberapa orang, yang sangat membutuhkan uang tunai, mengantri hanya untuk menjual tempat mereka.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image