Armenia dan Pembebasan Palestina: Dari Kim Kadarshian, Sampai Yasser Arafat (Bag 1)

Sejarah  

Untuk konteks bagi pembaca Indonesia, orang Armenia pada umumnya menggunakan marga dengan imbuhan ‘ian’ atau ‘yan’, contoh nama Armenia: Calouste Gulbenkian (konglomerat Inggris), Aram Khacaturian (komposer besar dunia), Anastas Mikoyan (petinggi Uni Soviet), Kim Kardashian (artis), dan Henrikh Mkhitaryan (pemain sepakbola). Yasser Arafat ketika membahas soal Armenia ia mengubah namanya menjadi “Yasser Arafatian” untuk membuat namanya terlihat lebih Armenia, juga untuk menegaskan bahwa Armenia adalah bagian dalam dirinya dan Palestina. Pernyataan Arafat ini banyak dikutip oleh etnis Armenia di mana pun, terutama kaum nasionalis Armenia di Nagorno-Karabakh, bahkan komunitas Armenia di Palestina tidak membantah pernyataan ini dan tegas menginginkan wilayah Armenian Quarter, di Yerusalem masuk wilayah Palestina, bukan Israel.

Hal ini membingungkan banyak orang, bagaimana bisa Yasser Arafat mendukung Armenia yang penduduknya mayoritas Kristen melawan Azerbaijan yang penduduknya kebanyakan Muslim? Serta anehnya Azerbaijan yang mayoritas Muslim malahan dipersenjatai & didukung oleh Israel dalam perang melawan Armenia, terutama dalam Perang Nagorno Karabakh II (2020) yang berlangsung selama 44 hari, sehingga lazim disebut “Perang 44 Hari” baik di media Armenia dan Azerbaijan. Di Palestina sendiri ketika pecah Perang Nagorno Karabakh II, muncul aksi dukungan terhadap Armenia dalam Perang Nagorno Karabakh II, bahkan masa yang turun ke jalan membawa bendera Palestina dan Armenia. Juga muncul slogan: “Armenia & Palestine are Brothers.” Malahan di Israel muncul aksi massa membela Azerbaijan, massa yang turun ke jalan membawa bendera Turki, Azerbaijan, dan Israel. Hal yang sama pun terjadi di Turki, banyak massa yang mendukung Azerbaijan dalam perang melawan Armenia, mereka membawa bendera Turki, Azerbaijan, dan Israel.

Dunia sendiri terbagi atas isu ini, ketika dunia sedang sibuk menghadapi pandemi covid-19, ada juga negara yang nekat berperang. Perancis, India, Iran, dan banyak negara Arab umumnya mendukung Armenia. Amerika Serikat, Inggris, dan Israel, juga banyak negara Eropa malahan mendukung Azerbaijan. Inilah salah satu contoh propaganda politik salah sasaran. Azerbaijan berusaha menggalang dukungan negara-negara Muslim dengan menyerukan narasi “jihad”melawan Armenia, begitu juga Armenia berusaha menggunakan narasi “perang salib” melawan Azerbaijan dan menggunakan narasi historis bahwa mereka adalah bangsa Kristen pertama di dunia. Saya melihat narasi ini pada akhirnya tidak berhasil sebagaimana yang diharapkan kedua pihak, karena banyak negara Muslim yang mendukung Armenia dan malahan banyak negara Kristen serta Yahudi yang mendukung Azerbaijan. Meski ya memang ada negara-negara Kristen yang membela Armenia, juga ada juga negara-negara Muslim yang membela Azerbaijan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Lantas bagaimana sikap Indonesia dalam konflik ini? Indonesia netral, tapi diam-diam mendukung Azerbaijan karena Indonesia memandang Azerbaijan sebagai sesama negara Muslim & juga Indonesia mengimpor BBM dalam jumlah besar dari Azerbaijan dan kebetulan harganya terjangkau kantong pemerintah Indonesia.

Penulis tahu hal ini, karena penulis membaca tulisan Andi Wirapratama, kawan saya yang kebetulan saat itu mahasiswa S2 HI UI. Tulisan ini menjelaskan dengan sangat baik Perang Nagorno Karabakh II, juga sikap pemerintah Indonesia atasnya.

Saya ingat sekali pada tahun 2020 ketika perang ini pecah, Komisi I DPR RI (Bidang Luar Negeri, Pertahanan, Keamanan, & Intelijen) mengadakan webinar soal perang ini di zoom. Memang isu ini tidak sehangat itu dibicarakan oleh rakyat Indonesia, tidak seperti isu Palestina dan memang perangnya berlangsung sebentar.

Sedangkan DPR RI menseriusi masalah ini, jadi tentu saja penulis percaya penelitian Andi Wirapratama bahwa BBM kita diimpor dari sana. Sebab bila tidak, DPR RI tidak akan mengkaji masalah ini secara serius.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image