Anakku dan Pilpres: Belajar Soal Ketulusan Politik

Politik  

Lalu apa pilihan para pemilih muda yang kebanyakan pemilih pemula dan menempati komposisi terbanyak pemilih pada pemilu ini? Ara mengatakan setahu yang ia tahu dan ia amati, banyak anak muda yang berpikiran dan memilih sama dengan dirinya.

Mereka sama tidak mendukung calon tertentu. Paling tidak ini tejadi di antara teman-teman baiknya. Entah jika data menunjukkan berbeda. Bisa jadi kemudian ada faktor pengaruh media sosial bagi pengguna internet tertentu, perasaan empati karena si calon yang mendapat banyak ejekan serta alasan-alasan lainnya. Semua itu bisa memengaruhi.

Namun, bagi Ara tetap saja yang lebih baik adalah berpikir kritis dan mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum memilih. Jadi sepatutnya bukan karena faktor luar, tapi memilih karena paham dan sadar dengan pilihan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Anakku sempat mengomentari soal empati ini. Sepatutnya yang layak diberi empati adalah rakyat miskin yang masih harus bersusah payah mencari makan.

Mereka ini yang bahkan karena faktor kemiskinann belum bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Ini yang aneh, mengapa orang ramai-ramai didorong untuk berempati ke orang yang punya segala-galanya dan bisa bertindak ini itu?

Itulah contoh pikiran dan tindakan yang dibolak-balik, kata Ara yang lalu duduk menemaniku sambil menyantap makanan ringan.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image