Politik

Militer Israel Menang di Gaza Hanya Mitos, Tapi Netanyahu Tak Pernah Akui Kekalahan


Baru-baru ini ada dua insiden lagi. Pada tanggal 12 Desember, terjadi tiga kali penyergapan yang dilakukan oleh paramiliter Hamas di bagian Gaza yang seharusnya dikuasai oleh pasukan Israel. Unit IDF disergap dan memakan korban. Pasukan selanjutnya dikirim untuk membantu unit itu, dan mereka kemudian disergap, begitu pula bala bantuan.

Sepuluh tentara IDF dilaporkan tewas dan lainnya terluka parah. Namun senioritas merekalah yang diperhitungkan, termasuk seorang kolonel dan tiga mayor dari Brigade elit Golani.

Baca juga: Tanpa Dukungan Amerika Israel Punah: Apakah akan Seperti Vietnam dan Afghanistan? (bag 1)

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Bahwa Hamas, yang dianggap telah hancur dan ribuan tentaranya telah terbunuh, dapat melancarkan operasi semacam itu di mana saja di Gaza, apalagi di sebuah distrik yang dilaporkan sudah berada di bawah kendali IDF, seharusnya menimbulkan keraguan terhadap gagasan bahwa Israel membuat kemajuan besar dalam perang tersebut.

Indikasi lebih lanjut muncul beberapa hari kemudian, ketika tiga sandera Israel berhasil melarikan diri dari penculiknya, namun dibunuh oleh tentara IDF, meski bertelanjang dada dan membawa bendera putih. Yang memperburuk keadaan, dan menimbulkan kemarahan besar di Israel, adalah bahwa telepon dari para sandera diterima oleh anjing pencari IDF yang dilengkapi audio lima hari sebelum mereka dibunuh.

Ada indikasi lain yang lebih luas mengenai permasalahan IDF. Angka resmi korban menunjukkan lebih dari 460 personel militer tewas di Gaza, Israel dan Tepi Barat yang diduduki dan sekitar 1.900 orang terluka. Namun sumber lain menyebutkan jumlah korban luka jauh lebih besar.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image