Sejarah

Malik Ahmad Di Antara Tugas Menjaga Perbekalan dan Mengurus Korban Perang Masa PDRI


Pilihan mayoritas, jatuh ke Hamka. Ia tidak bisa mengelak lagi, beban yang akan disandarkan di pundaknya. Seluruh calon yang diajukan peserta, sudah menolak dan menyerahkan tampuk Ketua Muhammadiyah Daerah Minangkabau kepada Hamka.

Pasca konferensi, aktivitas pembelajaran di Kauman tetap berjalan, meskipun dalam kondisi terbatas. Kemudian, terhenti sama sekali. Penyebabnya adalah dampak Agresi I Belanda. Akibatnya, sekolah-sekolah di Kauman, tidak mampu lagi beroperasi. Tentara NICA terus merangsek masuk ke pedalaman Sumatra Barat.

Pasca Agresi Militer I, Malik Ahmad kembali mendapat promosi jabatan. Kali ini, ia diamanahi sebagai Kepala Kemasyarakatan Tk.1 Jawatan Sosial Sumatra Tengah. Jabatan ini dipegangnya sejak 1 Januari 1948 hingga 1 September 1948.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Keberhasilannya dalam menjalankan tugas selaku Kepala Kemasyarakatan yang dipegangnya selama 9 bulan, kembali ia dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi, yakni selaku Kepala Jawatan Sosial Sumatra Tengah. Jabatan ini ia pegang sejak 1 September 1948 dan berakhir di awal tahun 1952.

Selaku pimpinan Jawatan Sosial Sumatra Tengah, Malik Ahmad mendiami rumah dinasnya di Panorama Bukittinggi. Rumah ini kerap disinggahi Sutan Mansur, HAMKA, Sidi Mhd. Ilyas, dan Samik Ibrahim (Sufyan, 2021; Republika, tanggal 27 September 2018). Tidak hanya itu, rumah dinas dan kediaman mertuanya pun kerap dikunjungi pengurus persyarikatan Muhammadiyah.