Ide Membuat Terowongan Gaza Hingga Israel yang Akan Membanjiri Memakai Air Laut

Politik  

Menggali dan menggali balik

Pada dasarnya ide menggali terowongan untuk keperluan militer adalah sebuah konsep sejak pemukiman manusia pertama dan tidak pernah berhenti digunakan. Hingga ditemukannya bubuk mesiu, terowongan berfungsi untuk memasuki kastil yang dipertahankan atau meninggalkan kota yang terkepung tanpa keluar. Bubuk mesiu memberi kemampuan bagi pembuat terowongan untuk melancarkan ledakan besar di bawah posisi musuh mereka, yang kemudian diikuti dengan serangan besar-besaran yang akan menguasai wilayah tersebut.

Konsep ini mencapai puncaknya pada Perang Dunia I, dengan Inggris dan Jerman di Front Barat dan Italia serta Austria-Hongaria di Pegunungan Alpen melakukan penggalian dan kontra-penggalian, meledakkan lebih dari 1.000 ton sekaligus dalam ledakan terbesar.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Meskipun pembuatan terowongan menurun di antara pasukan yang memiliki kekuatan yang sama setelah Perang Dunia I, terowongan ini menemukan kehidupan baru ketika digunakan oleh pihak yang tidak diunggulkan dalam peperangan asimetris. Tiongkok menggunakan terowongan untuk mempertahankan diri dari invasi Jepang pada tahun 1930an.

Jepang, yang menyadari keefektifannya, juga mulai menggali. Dengan menerapkan teknik penggalian dan pertahanan modern, Jepang menggunakan terowongan secara ekstensif untuk mempertahankan pulau-pulau Pasifik yang diduduki dari invasi Sekutu, sehingga menimbulkan banyak korban jiwa di Marinir Amerika Serikat dan pasukan Sekutu, yang sangat tidak sebanding dengan jumlah pasukan yang bertahan.

Satu generasi kemudian, pasukan Vietkong yang melawan AS di Vietnam menggunakan terowongan untuk bergerak di sekitar, atau lebih tepatnya di bawah, musuh-musuh mereka, melarikan diri dari pengepungan di satu tempat dan melancarkan serangan mendadak di tempat lain.

Jaringan terowongan Vietkong sangat luas: tepat di wilayah selatan Cu Chi, Angkatan Darat AS memverifikasi lebih dari 320 km (200 mil) komunikasi bawah tanah. Angka-angka berusia 60 tahun tersebut membuat klaim Palestina atas terowongan sepanjang 300-500 km (186-310 mil) di bawah Gaza masuk akal.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image