Mengenang Delegtimasi Pemilu 1997, Akhir Orde Baru, Hingga 'Brutus' Harmoko
Akam tetapi meski gagal mengadakan aksi demontrasi di lapangan Monas karena dijaga sangat ketat oleh aparat keamanan, entah mengapa demontrasi kemudiam berbelok ke gedung DPR. Di sini demontrasi semakin mengeras setelah terjadi penembakan mahasiswa di Universitas Tri Sakti yang mengakibatkan beberapa demonstran meninggak dunia.
Anehnya, entah karena apa demonstran yang kala itu sibuk demontrasi di depan gerbang DPR kini diperbolehkan masuk. Apalagi kala itu jumlahnya sudah sangat besar mencapai ribuan. Konon dikabarkan akhirnya petinggi keamanan membolehkan para demonstran masuk karena khawatir akan terjadi banyak korban. Mereka trauma terjadi penembakan lagi seperti di Universitas Tri Sakti.
Maka semenjak masuk praktis gedung Parlemen Senayan diduduki massa. Masa bertindak bebas apa saja di dalam gedung itu. Coretan-coretan dinding bermunculan. Mahasiswa naik ke atap gedung. Ruang rapat dijadikan tempat tidur massa. Warung-warung kopi bermunculan di area belakang dan samping gedung DPR. Gedung itu kini benar-benar milik rakyat. Berbagai orang datang, dari sekedar jalan-jalan,pacarana, hingga yang serius ngomong politik. Semua bercampur satu. Campur aduk tanpa ada yang berusaha mencegahnya. Suasana di gedung itu benar-benar chaos, bahkan bisa disebut anarkhi.
Puncaknya terjadi ketika pada tanggal 21 Mei 2024 Suharto menyatakan mundur. Mahasiswa yang ada di gedung itu berjingkarakan. Sebagian malah menceburkan diri ke kolam air yang ada di depan halaman.