Mengapa Iran Percaya Diri Menyerang Israel?

Politik  

Campuran ketakutan dan persahabatan beberapa negara Arab dengan Israel punya dampak serius pada Palestina. Negara-negara Islam ini harus menutup mata ketika Israel dari tahun ke tahun memperluas wilayah pemukiman Yahudi, dengan cara mengusir jutaan penduduk Palestina dari tanah mereka. Wilayah Israel bertambah luas beberapa juta hektar dari 1948 dengan mencaplok terus menerus wilayah Palestina.

Lebih tragis lagi, ketakutan negara-negara Arab itu akhirnya memaksa pemerintah Palestina tunduk jinak. Otoritas Palestina dipaksa meninggalkan perjuangan kemerdekaan mereka yang melibatkan senjata. Cukup jalan politik saja, artinya banyak-banyak berkompromi dengan penindasan Israel.

Sejak itu, tidak ada lagi pemerintah di Timur Tengah yang berani adu jotos menantang Israel. Jikapun masih ada serangan bersenjata ke wilayah Israel, hanya melibatkan jaringan milisi-milisi negara Arab. Tidak ada lagi pemerintah yang berani, hanya mereka rakyat jelata yang ideologis. Seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Libanon, Houthi di Yaman, dan Kataib Hizbullah di Irak.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tersisa, hanya dua negara Arab tetangga Palestina yang masih menolak bersahabat dengan Israel, yaitu Libanon dan Suriah. Pun begitu, kedua negara ini tak cukup berani membalas serangan Israel. Beberapa kali Israel mengirim rudal dan bom ke Suriah dan Libanon. Pemerintah Suriah dan Libanon memilih diam. Tak cukup kuat untuk membalas.

Artinya, terakhir kali Israel diserang oleh militer negara lain itu tahun 1973, dikenal juga sebagai perang Yom Kippur, dimana pemerintah Mesir dan Suriah kompak bersama-sama menyerang Israel. Itu sudah lama sekali, lebih setengah abad lalu.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image