Carita dari Rumah Betang Suku Dayak: "Sengkarut Lewu"

Sastra  

Dan kini, aku dan adikku berdiri tepat di hadapan dua motor mesin ini. Mereka tampak begitu angkuh menjulang tinggi. Aku memandang keduanya lekat-lekat. Mereka-reka apa yang bisa dilakukan dua mesin ini terhadap kampung kami. Apa yang kemudian terjadi dengan himba, tepaken, burung tingang dan semua .. dan semua.

Turiana terlihat masih ternganga. Entah bingung atau terpesona. Aku menjawilnya. Berdua kami berjalan mengelilingi dua alat besar ini. Dan ternyata di balik dua mesin angkuh itu ada mobil kap, yang minggu lalu dinaiki Mang Punding dan tiga kawannya.

Aku bergegas mendekati mobil kap itu karena melihat ada tong-tong besar di belakangnya. Bagian belakang mobil ternyata tidak lagi kosong. Setidaknya ada empat tong besar mengisi kap mobil hitam ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

"Isinya apa ya, Kak?' Turiana menaiki mobil itu dan sesaat menjerit. "Ini seperti bensin, Kak. Eh bukan..."

Aku ikut naik. Mmm.. bisa jadi solar atau sejenisnya untuk bahan bakar mobil. Aku menciumnya lagi. Tapi, mobil manakah yang memerlukan bahan bakar begitu banyak?

Aku teringat sesuatu; Teringat cerita kawanku dari kampung sebelah. Aku berkata perlahan ke Turiana, hampir setengah berbisik. Dan kembali dia ternganga, lalu sesaat kemudian mengangguk.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image