Carita dari Rumah Betang Suku Dayak: "Sengkarut Lewu"

Sastra  

NB: Versi berbeda dari cerpen ini telah dimuat di satu antologi yang dikurasi oleh Eka Budianta. Cerpen ini kembali dipertajam dan diedit.

Catatan Belakang

Bue' merupakan panggilan untuk kakek dalam bahasa Dayak Ngaju.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Gosong di Kalimantan Tengah, umumnya mengacu pada kumpulan pasir yang mengendap dan menjadi daratan sementara di sungai. Letaknya bisa di pinggir atau di tengah sungai. Umumnya, fenomena ini banyak terjadi pada musim kemarau.

Himba artinya hutan. Himba bagi suku Dayak memiliki makna sangat vital. Himbamerupakan tempat mencari dan mengambil hasil hutan tertentu, misalnya rotan, madu dan buah-buahan (tepaken, kasturi, durian, lengkeng, langsat, manggis dan sebagainya). Himbajuga tempat bercocok tanam dan berkebun, berburu serta tempat bermukimnya berbagai jenis satwa. Himba memiliki fungsi ekonomi, ekologi, spiritual dan sosial budaya bagi suku Dayak. Beberapa bagian himba terlarang untuk dimasuki atau ada ritual tertentu sebelum memasuki lokasi tersebut, karena dipercaya ada kekuatan spiritual yang harus dihormati di tempat itu.

Huma Betang adalah rumah besar adat khas Dayak, terutama di Kalimantan Tengah.

Kasturi merupakan buah endemik di Kalimantan Tengah dan sekitarnya. Bentuknya seperti mangga sebesar genggaman tangan anak kecil. Rasanya manis. Teksturnya berserat. Wanginya agak kuat menyengat.

Kenta adalah kudapan yang terbuat dari beras ketan yang disangrai. Sebelumnya beras ketan itu ditumbuk sampai gepeng di lesung. Lalu direndam sekitar satu jam, kemudian disangrai di atas api kayu bakar. Sesudah dirasa cukup matang, beras ketan gepeng itu dicampur parutan kelapa dan gula. Lalu siap untuk dimakan.

Lewu adalah kampung atau desa dalam bahasa Dayak Ngaju.

Mang adalah kependekan dari Amang. Artinya paman atau oom. Terkadang paman juga disebut mamak dalam bahasa Dayak Ngaju.

Mantir adalah tetua adat kampung di desa-desa adat Dayak.

Mina adalah panggilan untuk tante atau bibi dalam bahasa Dayak Ngaju.

Tambi Buyut adalah nenek buyut. Ibu dari kakek atau nenek.

Tampung tawar adalah salah satu ritual adat Dayak Ngaju yang penting. Ritual ini bisa bermakna banyak tergantung konteksnya. Salah satunya untuk tujuan bersyukur, menolak bala atau mengharapkan keselamatan. Dalam penyambutan tamu juga kerap dilakukan tampung tawar. Untuk ritual ini disediakan bahan-bahan tertentu, yakni air yang dicampur wewangian, juga potongan pandan sebagai alat pemercik. Tampung tawar dilakukan dengan memercikkan air tersebut ke kepala, pundak, telapak tangan, lutut dan kaki, dengan menggunakan potongan pandan tersebut. Terkadang ritual ini juga disertai dengan meletakkan butiran beras di atas kepala yang bersangkutan. Beras tersebut sebelumnya diletakkan di suatu wadah. Dalam wadah tersebut, selain ada beras, juga diisi dengan telur ayam kampung mentah.

Tepaken adalah buat endemik di wilayah Kalimantan Tengah dan sekitarnya. Bentuknya serupa durian. Namun warna, rasa dan baunya jauh berbeda. Aroma tepaken tidak kuat menyengat seperti durian. Warna daging buah tepaken kuning keemasan. Rasanya manis.

Tingang adalah nama Dayak Ngaju untuk sejenis burung enggang yang endemik di Kalimantan.

Uluh lewu artinya orang desa atau orang kampung.

Umai adalah panggilan ibu dalam bahasa Dayak Ngaju.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image